Senin, 08 Juli 2019

Dikejar Rapat Bidang



Pada hari itu posisi saya lagi berada di rumah yang berada di daerah Tasikmalaya dan merasa bosan di Bandung hingga akhirnya saya pergi pulang ke rumah untuk menghindari dari kejenuhan saya. Bukan berarti saya pulang ke rumah untuk full refreshing tapi tetap di benak saya terlalu teringat yang namanya organisasi dan memang posisi saya lagi menjadi Ketua Bidang Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN SGD Bandung yang tugasnya sibuk sekali yang harus mengawasi dan mengecek tiap hari ke kedai. Saya juga bukan berarti pulang meninggalkan tanggung jawab tapi tetap harus ada yang bisa menggantikan sementara posisi saya yaitu teman-teman yang sebidang sama saya, jadi tetap berjalan walaupun tidak ada saya. Saya berada di rumah 4 hari dari Kamis hingga Minggu karena memang pada saat itu kebetulan tanggal merah. Biasanya saya pulang ke rumah untuk menjalin silaturahmi sambil main bersama teman saya disini karena saya sekolah dari TK sampai SMA di Tasikmalaya, jadi banyak banget teman lama disini.
            Di tengah liburan, teringat di pikiran saya karena memang harus ada rapat mingguan bersama staff usaha yang dilakukan rutin. Lalu pada saat itu diumumkanlah rapat bidang usaha bersama staff usaha yang dilaksanakan pada hari Minggu pukul 13.000 WIB dan pada saat itu teman-teman saya juga posisinya lagi pada di rumahnya masing-masing kecuali yang rumahnya jauh ataupun yang asli warga Bandung.
            Hari ini tepat hari Minggu untuk pulang ke Bandung, biasanya saya pulang suka nyantai banget karena berangkatnya suka siang atau malam, tapi sekarang saya gabisa karena saya harus bisa sampai di siang hari untuk melakukan rapat dan akhirnya saya memutuskan untuk pulang pagi. Di pagi hari, saya siap-siap dari mulai mandi, makan dan prepare barang-barang yang akan dibawa kesana. Lalu ibu saya bertanya, “Enggak biasanya pergi pagi-pagi gini, ada apa ?”. “Biasa bu, ada keperluan mendadak di kampus”, jawab saya.
            Waktu menunjukkan pukul 08.000, saya pun langsung pergi ke Full Budiman yang tidak terlalu jauh dari rumah saya. Ketika tiba di full, kebetulan bis yang tujuan Tasik-Bandung ada karena memang bis tujuan Tasik-Bandung itu cepat adanya dan banyak bisnya. Saya langsung naik bis itu dan kebetulan bis itu kosong tapi anehnya di luar banyak sekali orang. Tapi saya duduk saja karena beranggapan bahwa orang-orang mungkin kebanyakan pergi bukan ke Bandung dan saya yakin bakalan nyampe tepat waktu di rapatnya. Beberapa menit kemudian, ada beberapa orang yang naik dan mereka kaya yang mengusir yang sudah duduk yang akhirnya pergi keluar dan saya tetap duduk karena saya gatau apa-apa. Secara terus menerus orang-orang itu makin bertambah dan kaya melihat kursi gitu. Akhirnya saya paham bahwa menaiki bisnya dengan membeli tiket terlebih dahulu, tapi saya memang gatau karena tidak biasanya gitu. Pada saat itu, banyak sekali orang-orang yang duduk dan mengusir orang yang tidak tahu harus memesan tiket sama halnya dengan saya. Akhirnya saya memutuskan untuk turun dan membeli tiket terlebih dahulu, tapi supir melarangnya untuk turun jadi dia bilang duduk saja dan cari yang kosongnya. Lalu datang beberapa orang lagi yang sudah memesan tiket dari pagi, tapi bapak supir membelanya. Pada saat itu hati saya tidak tenang karena takut harus memesan tiket yang berujung tidak tepat waktu menghadiri rapatnya dan antriannya memang panjang sekali, tapi alhamdulillah saya tetap duduk untuk melanjutkan perjalanan tanpa harus memesan tiket. Ketika di perjalanan, tiba-tiba bisnya berhenti dan akhirnya bisnya itu di dorong ke pinggir jalan. Bapak supir pun melihat apa yang terjadi dan meminta tolong warga disitu. Disitu saya dan beberapa penumpang yang lain menunggu hampir berjam-jam karena bisnya tidak hidup kembali seperti biasanya. Lalu pada saat itu, ada seorang bapak yang tidak sabar karena dia menunggu cukup lama dan terus memarahi supirnya untuk melanjutkan perjalanan, hingga supirnya bingung karena dia juga bingung dengan kondisi ini dan mencari solusinya, akhirnya si bapak tersebut habis kesabarannya dan meminta uang kembali untuk melanjutkan naik elf. Supir pun memberinya karena bapak itu sangat emosi dan bapak supir menelepon temannya untuk menjemput penumpangnya dengan menggantikan bis ini sampai tujuan. Sejam kemudian bis yang kosong pun datang untuk menggantikan bis yang bermasalah ini, saya senang sekali walaupun waktu sudah menunjukkan siang. Semua penumpang senang karena bisa melanjutkan perjalanan kembali. Sesampai di Bandung, saya tepat sampai pukul 14.00 WIB dan waktu tersebut sudah telat dari jam rapat yang ditentukan. Teman-teman saya pun menanyakan kapan kesininya biar rapatnya bisa dimulai karena memang yang memimpin rapatnya itu saya. Akhirnya saya langsung shalat duhur dan beres-beres di kosan, setelahnya saya langsung cepat-cepat pergi ke kampus untuk melakukan rapat. Setiba di student center (gedung seluruh organisai di kampus), tema saya pun sudah menunggu saya lama dan sesampai disana saya hanya cukup senyum karena memang ini bukan kesalahan saya pribadi tapi hal yang tidak diduga. Selanjutnya saya memberi oleh-oleh dari daerah saya biar moodnya bertambah baik, tapi mereka pun menyadari akan hal yang saya alami. Tidak lama kemudian, saya memulai rapatnya dengan has hes hos atau bisa di sebut dengan kecapean karena memang ke kampusnya buru-buru. Itulah cerita saya selama di kejar-kejar rapat bidang dari awal sampai akhir terdapat kendala yang dialami. Pesan dari cerita ini yaitu kewajiban dan tanggungjawab itu harus dilaksanakan walaupun terdapat beberapa kendala dan kita tetap profesional didalam bekerja tanpa memikirkan satu hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar