Pada hari itu posisi saya lagi berada di rumah yang
berada di daerah Tasikmalaya dan merasa bosan di Bandung hingga akhirnya saya
pergi pulang ke rumah untuk menghindari dari kejenuhan saya. Bukan berarti saya
pulang ke rumah untuk full refreshing tapi tetap di benak saya terlalu teringat
yang namanya organisasi dan memang posisi saya lagi menjadi Ketua Bidang Usaha
di Koperasi Mahasiswa UIN SGD Bandung yang tugasnya sibuk sekali yang harus
mengawasi dan mengecek tiap hari ke kedai. Saya juga bukan berarti pulang
meninggalkan tanggung jawab tapi tetap harus ada yang bisa menggantikan
sementara posisi saya yaitu teman-teman yang sebidang sama saya, jadi tetap
berjalan walaupun tidak ada saya. Saya berada di rumah 4 hari dari Kamis hingga
Minggu karena memang pada saat itu kebetulan tanggal merah. Biasanya saya
pulang ke rumah untuk menjalin silaturahmi sambil main bersama teman saya
disini karena saya sekolah dari TK sampai SMA di Tasikmalaya, jadi banyak
banget teman lama disini.
Di tengah liburan,
teringat di pikiran saya karena memang harus ada rapat mingguan bersama staff
usaha yang dilakukan rutin. Lalu pada saat itu diumumkanlah rapat bidang usaha
bersama staff usaha yang dilaksanakan pada hari Minggu pukul 13.000 WIB dan
pada saat itu teman-teman saya juga posisinya lagi pada di rumahnya
masing-masing kecuali yang rumahnya jauh ataupun yang asli warga Bandung.
Hari ini tepat hari Minggu
untuk pulang ke Bandung, biasanya saya pulang suka nyantai banget karena
berangkatnya suka siang atau malam, tapi sekarang saya gabisa karena saya harus
bisa sampai di siang hari untuk melakukan rapat dan akhirnya saya memutuskan
untuk pulang pagi. Di pagi hari, saya siap-siap dari mulai mandi, makan dan
prepare barang-barang yang akan dibawa kesana. Lalu ibu saya bertanya, “Enggak
biasanya pergi pagi-pagi gini, ada apa ?”. “Biasa bu, ada keperluan mendadak di
kampus”, jawab saya.
Waktu menunjukkan pukul
08.000, saya pun langsung pergi ke Full Budiman yang tidak terlalu jauh dari
rumah saya. Ketika tiba di full, kebetulan bis yang tujuan Tasik-Bandung ada
karena memang bis tujuan Tasik-Bandung itu cepat adanya dan banyak bisnya. Saya
langsung naik bis itu dan kebetulan bis itu kosong tapi anehnya di luar banyak
sekali orang. Tapi saya duduk saja karena beranggapan bahwa orang-orang mungkin
kebanyakan pergi bukan ke Bandung dan saya yakin bakalan nyampe tepat waktu di
rapatnya. Beberapa menit kemudian, ada beberapa orang yang naik dan mereka kaya
yang mengusir yang sudah duduk yang akhirnya pergi keluar dan saya tetap duduk
karena saya gatau apa-apa. Secara terus menerus orang-orang itu makin bertambah
dan kaya melihat kursi gitu. Akhirnya saya paham bahwa menaiki bisnya dengan
membeli tiket terlebih dahulu, tapi saya memang gatau karena tidak biasanya
gitu. Pada saat itu, banyak sekali orang-orang yang duduk dan mengusir orang
yang tidak tahu harus memesan tiket sama halnya dengan saya. Akhirnya saya
memutuskan untuk turun dan membeli tiket terlebih dahulu, tapi supir
melarangnya untuk turun jadi dia bilang duduk saja dan cari yang kosongnya.
Lalu datang beberapa orang lagi yang sudah memesan tiket dari pagi, tapi bapak
supir membelanya. Pada saat itu hati saya tidak tenang karena takut harus
memesan tiket yang berujung tidak tepat waktu menghadiri rapatnya dan antriannya
memang panjang sekali, tapi alhamdulillah saya tetap duduk untuk melanjutkan
perjalanan tanpa harus memesan tiket. Ketika di perjalanan, tiba-tiba bisnya
berhenti dan akhirnya bisnya itu di dorong ke pinggir jalan. Bapak supir pun
melihat apa yang terjadi dan meminta tolong warga disitu. Disitu saya dan
beberapa penumpang yang lain menunggu hampir berjam-jam karena bisnya tidak
hidup kembali seperti biasanya. Lalu pada saat itu, ada seorang bapak yang
tidak sabar karena dia menunggu cukup lama dan terus memarahi supirnya untuk
melanjutkan perjalanan, hingga supirnya bingung karena dia juga bingung dengan
kondisi ini dan mencari solusinya, akhirnya si bapak tersebut habis
kesabarannya dan meminta uang kembali untuk melanjutkan naik elf. Supir pun
memberinya karena bapak itu sangat emosi dan bapak supir menelepon temannya
untuk menjemput penumpangnya dengan menggantikan bis ini sampai tujuan. Sejam
kemudian bis yang kosong pun datang untuk menggantikan bis yang bermasalah ini,
saya senang sekali walaupun waktu sudah menunjukkan siang. Semua penumpang
senang karena bisa melanjutkan perjalanan kembali. Sesampai di Bandung, saya
tepat sampai pukul 14.00 WIB dan waktu tersebut sudah telat dari jam rapat yang
ditentukan. Teman-teman saya pun menanyakan kapan kesininya biar rapatnya bisa
dimulai karena memang yang memimpin rapatnya itu saya. Akhirnya saya langsung
shalat duhur dan beres-beres di kosan, setelahnya saya langsung cepat-cepat
pergi ke kampus untuk melakukan rapat. Setiba di student center (gedung seluruh
organisai di kampus), tema saya pun sudah menunggu saya lama dan sesampai
disana saya hanya cukup senyum karena memang ini bukan kesalahan saya pribadi
tapi hal yang tidak diduga. Selanjutnya saya memberi oleh-oleh dari daerah saya
biar moodnya bertambah baik, tapi mereka pun menyadari akan hal yang saya
alami. Tidak lama kemudian, saya memulai rapatnya dengan has hes hos atau bisa
di sebut dengan kecapean karena memang ke kampusnya buru-buru. Itulah cerita
saya selama di kejar-kejar rapat bidang dari awal sampai akhir terdapat kendala
yang dialami. Pesan dari cerita ini yaitu kewajiban dan tanggungjawab itu harus
dilaksanakan walaupun terdapat beberapa kendala dan kita tetap profesional
didalam bekerja tanpa memikirkan satu hal.